TUGAS FITOGEOGRAFI POHON C – HUTAN MANGROVE

Nama   : Nur Izza Yulia Sabarati

NIM    : 16/398352/KT/08347

Dosen : Atus Syahbudin

HUTAN MANGROVE

ekositem-hutan-mangrove

Sumber: http://www.ebiologi.com/2015/06/ekosistem-hutan-mangrove-ciri-fungsi.html

Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat pada daerah pantai yang tenang, tidak terjadi ombak air laut yang besar.

Tempat tumbuh hutan mangrove ini selalu tergenang oleh air laut, sehingga bentuk pantainya landai.

Ciri-ciri ekosistem mangrove yang paling khas antara lain:

  1. Jenis tumbuhan yang hidup relatif sangat terbatas.
  2. Akar pepohonan terbilang unik karena berbentuk layaknya jangkar yang melengkung.
  3. Terdapat biji atau propagul dengan sifat vivipar atau mampu melakukan proses perkecambahan pada kulit pohon.
  4. Tanah hutan mangrove tergenang secara berkala.
  5. Ekosistem mangrove juga mendapat aliran air tawar dari daratan.
  6. Terlindung dari gelombang besar serta arus pasang surut laut.
  7. Air di wilayah hutan mangrove berasa payau.

Sifat khusus dari jenis-jenis vegetasi yang tumbuh di hutan mangrove:

  • Bijinya mempunyai hipokotil yang panjang, sehingga bijinya tidak mudah terhempas oleh gerakan air laut.
  • Akar keluar dari batang di atas tanah ± 20 -30 cm arah horizontal, selanjutnya belok masuk ke dalam tanah.

Komposisi jenis dipengaruhi oleh kadar garam (salinitas) dan kondisi tanah.

Contoh vegetasi          :

  1. Jenis bakau (Rhizophora)

 bakau

Sumber : http://tegardanserentak.blogspot.co.id/2011/06/rhizophora-r-mucronata-r-stylosa-dan-r.html

Rhizophora merupakan mangrove sejati yang berada pada zona terluar yang batang atau akarnya tergenang oleh air laut. Bakau adalah nama sekelompok tumbuhan dari marga Rhizophora, suku Rhizophoraceae. Tumbuhan ini memiliki ciri-ciri yang menyolok berupa akar tunjang yang besar dan berkayu, pucuk yang tertutup daun penumpu yang meruncing, serta buah yang berkecambah serta berakar ketika masih di pohon (vivipar). Pohon bakau juga memiliki banyak nama lain seperti tancang, tanjang(Jw.); tinjang (Md.); bangko (Bugis); kawoka (Timor), wako, jangkar dan lain-lain.

Pohon besar, dengan akar tunjang yang menyolok dan bercabang-cabang. Tinggi total 4-30 m, dengan tinggi akar mencapai 0.5–2 m atau lebih di atas lumpur, dan diameter batang mencapai 50 cm. Bakau merupakan salah satu jenis pohon penyusun utama ekosistem hutan bakau.

Daun tunggal, terletak berhadapan, terkumpul di ujung ranting, dengan kuncup tertutup daun penumpu yang menggulung runcing. Helai daun eliptis, tebal licin serupa kulit, hijau atau hijau muda kekuningan, berujung runcing, bertangkai, 3,5-13 × 7–23 cm. Daun penumpu cepat rontok, meninggalkan bekas serupa cincin pada buku-buku yang menggembung.

Bunga berkelompok dalam payung tambahan yang bertangkai dan menggarpu di ketiak, 2-4-8-16 kuntum, berbilangan 4. Tabung kelopak bertaju sekitar 1,5 cm, kuning kecoklatan atau kehijauan, melengkung. Daun mahkota putih berambut atau gundul agak kekuningan, bergantung jenisnya. Perbungaan terjadi sepanjang tahun.

Buah bakau, perhatikan hipokotilnya yang berwarna hijau memanjang.

Buah berbentuk telur memanjang sampai mirip buah pir yang kecil, hijau coklat kotor. Hipokotil tumbuh memanjang, silindris, hijau, kasar atau agak halus berbintil-bintil.

Kayu bakau memiliki kegunaan yang baik sebagai bahan bangunan, kayu bakar, dan terutama sebagai bahan pembuat arang. Kulit kayu menghasilkan tanin yang digunakan sebagai bahan penyamak.

Sebagai kayu bakar, secara tradisional masyarakat biasa memakai jenis Xylocarpus (Nirih atau Nyirih). Sedangkan untuk bahan baku pembuat arang biasa dipakai Rhizophora sp., sedangkan penggunaan kulit kayu bakau untuk diambil tanninnya, hampir-hampir tidak terdengar lagi.

Satu lagi kegunaan kayu bakau, adalah untuk bahan kertas. Kayu bakau biasa dicincang dengan mesin potong menghasilkan serpihan kayu / wood chips. Menurut berita, jenis kertas yang dibuat dari kayu bakau adalah termasuk kertas kualitas tinggi.

Kegunaan dari hutan bakau yang paling besar adalah sebagai penyeimbang ekologis dan sumber (langsung atau tidak langsung) pendapatan masyarakat pesisir, di mana peran pemerintah untuk pengaturannya masih sangat minim.

(Referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Bakau)

  1. Api-apian (Avicenia)

api-api

Sumber: http://www.alhadeeqa.com/vb/gardens/g8053/

Api-api adalah nama sekelompok tumbuhan dari marga Avicennia, suku Acanthaceae. Api-api biasa tumbuh di tepi atau dekat lautsebagai bagian dari komunitas hutan bakau. Nama Avicennia dilekatkan pada genus ini untuk menghormati Ibnu Sina, di dunia barat terkenal sebagai Avicenna, salah seorang pakar dan perintis kedokteran modern dari Persia.

Sebagai warga komunitas mangrove, api-api memiliki beberapa ciri yang merupakan bagian dari adaptasi pada lingkungan berlumpur dan bergaram. Di antaranya:

  • Akar napas serupa paku yang panjang dan rapat, muncul ke atas lumpur di sekeliling pangkal batangnya.
  • Daun-daun dengan kelenjar garam di permukaan bawahnya. Daun api-api berwarna putih di sisi bawahnya, dilapisi kristal garam. Ini adalah kelebihan garam yang dibuang oleh tumbuhan tersebut.
  • Biji api-api berkecambah tatkala buahnya belum gugur, masih melekat di rantingnya. Dengan demikian biji ini dapat segera tumbuh sebegitu terjatuh atau tersangkut di lumpur.

Nama lain api-api di pelbagai daerah di Indonesia di antaranya adalah mangi-mangi, sia-sia, boak, koak, marahu, pejapi, papi, nyapidan lain-lain.

Pohon kecil atau besar, tinggi hingga 30 m, dengan tajuk yang agak renggang. Dengan akar napas (pneumatophores) yang muncul 10-30 cm dari substrat, serupa paku serupa jari rapat-rapat, diameter lk. 0,5–1 cm dekat ujungnya. Pepagan (kulit batang) halus keputihan sampai dengan abu-abu kecoklatan dan retak-retak. Ranting dengan buku-buku bekas daun yang menonjol serupa sendi-sendi tulang.

Daun-daun tunggal, bertangkai, berhadapan, bertepi rata, berujung runcing atau membulat; helai daun seperti kulit, hijau mengkilap di atas, abu-abu atau keputihan di sisi bawahnya, sering dengan kristal garam yang terasa asin; pertulangan daun umumnya tak begitu jelas terlihat. Kuncup daun terletak pada lekuk pasangan tangkai daun teratas.

Perbungaan dalam karangan bertangkai panjang bentuk payung, malai atau bulir, terletak di ujung tangkai atau di ketiak daun dekat ujung. Bunga-bunga duduk (sessile), membulat ketika kuncup, berukuran kecil antara 0,3-1,3 cm, berkelamin dua, kelopak 5 helai, mahkota kebanyakan 4 (jarang 5 atau 6) helai, kebanyakan kuning atau jingga kekuningan dengan bau samar-samar, benang sari kebanyakan 4, terletak berseling dengan mahkota bunga. Buah berupa kapsul yang memecah (dehiscent) menjadi dua, 1–4 cm panjangnya, hijau abu-abu, berbulu halus di luarnya; vivipar, bijinya tumbuh selagi buah masih di pohon.

Api-api menyukai rawa-rawa mangrove, tepi pantai yang berlumpur, atau di sepanjang tepian sungai pasang surut. Beberapa jenisnya, seperti A. marina, memperlihatkan toleransi yang tinggi terhadap kisaran salinitas, mampu tumbuh di rawa air tawar hingga di substrat yang berkadar garam sangat tinggi.

Kebanyakan jenisnya merupakan jenis pionir dan oportunistik, serta mudah tumbuh kembali. Pohon-pohon api-api yang tumbang atau rusak dapat segera trubus (bersemi kembali), sehingga mempercepat pemulihan tegakan yang rusak.

Akar napas api-api yang padat, rapat dan banyak sangat efektif untuk menangkap dan menahan lumpur serta pelbagai sampah yang terhanyut di perairan. Jalinan perakaran ini juga menjadi tempat mencari makanan bagi aneka jenis kepiting bakau, siput dan teritip.

(Referensi: https://id.wikipedia.org/wiki/Api-api)

3. Bruguiera

Minolta DSC
Sumber:

http://www.biodiversitywarriors.org/lindur-mangrove-tancang-bruguiera-gymnorrhiza.html

Bruguiera adalah nama marga tetumbuhan yang termasuk ke dalam suku Rhizophoraceae. Ini adalah marga kecil yang beranggotakan enam spesies pepohonan mangrove di wilayah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat; mulai dari pantai Afrika Timur dan Madagaskar, menyusuri pesisir India, Sri Lanka dan wilayah Asia Tenggara hingga ke Australia utara, Melanesia dan Polinesia. Beberapa jenisnya dikenal dengan nama-nama lokal seperti berus, kendeka, putut, tumu atau tongke.

Marga ini dicirikan oleh kelopak bunga yang memiliki 8-16 taju runcing memanjang, 16-32 benang sari, pelepasan serbuk sari secara eksplosif, dan buah yang berkecambah ketika masih di pohon (propagul). Nama marga ini diberikan untuk menghormati Jean Guillaume Bruguière (1750–1798), seorang penjelajah dan biologiwan bangsa Perancis.

(Referensi: https://id.wikipedia.org/wiki/Bruguiera)

4. Sonneratia

sonneratia

Sumber: http://konservasi-laut.blogspot.co.id/2011/08/mangrove-sonneratia-alba.html

Sonneratia alba adalah salah satu jenis pohon yang hidup di hutan mangrove. Jenis yang merupakan famili dari Sonneratiaceae ini memiliki nama daerah antara lain pedada, perepat, pidada, bogem, bidada, posi – posi, wahat, putih, berapak, bangka, susup, kedada, muntu, pupat dan mange – mange. Namun masyarakat di sekitar Taman Nasional Baluran mengenalnya dengan sebutan Pedada.

Klasifikasi :

Divisi     :Magnoliophyta

Kelas     :Magnoliopsida

Bangsa  :Magnoliales

Suku      :Sonneratiaceae

Marga   :Sonneratia

Jenis         :Sonneratia alba

Ciri-cirinya :

  • Pohonnya selalu hijau.
  • Kulit kayunya berwarna putih tua hingga coklat.
  • Tangkai bunga pohon ini tumpul dengan panjang 1 cm.
  • Daun mahkota warnanya putih, mudah rontok.

5. Ceriops

ceriops

Sumber: http://amap-collaboratif.cirad.fr/pages_logiciels/Mangrove_web/especes/c/cerde/cerde_01.html

Tengar adalah nama sekelompok tumbuhan dari marga Ceriops, suku Rhizophoraceae. Dari segi penampilan, tengar mirip dengan bakau, meski umumnya lebih kecil. Tumbuhan ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti tangar, tengal, tengah, tingi, palun, parun, bido-bidodan lain-lain.

Di Indonesia dikenal dua spesiesnya. Yakni Ceriops tagal (Perr.) C.B. Rob. (kadang-kadang disebut Ceriops candolleana W.& A.), dan C. decandra (Griff.) Ding Hou yang lebih kecil.

Pohon kecil atau perdu, dengan tinggi 10 – 15 m atau kurang (C. tagal dapat mencapai 25 m). Batang menggembung di bagian pangkal, sering dengan akar tunjang yang kecil.

Daun tunggal, bulat telur terbalik, dengan ujung tumpul atau berlekuk, mengkilap seperti kulit, terletak berhadapan, maks 4 × 10 cm. Daun penumpu kecil, 1,5 – 2,5 cm, lekas gugur, meninggalkan bekas serupa cincin.

Bunga duduk atau bertangkai pendek, dalam payung tambahan yang bertangkai, 2-4 kuntum sekelompok (C. decandra) atau 5-10 (3-9) kuntum sekelompok pada C. tagal. Bunga berbilangan 5, dengan kelopak kehijauan dan daun mahkota putih, kecoklatan bila tua. Tangkai benang sari pendek, sama atau lebih pendek (C. decandra) atau lebih panjang dari kepala sari (C. tagal). Berbunga sepanjang tahun.

Buah kecil, bentuk telur hingga mengerucut, kecoklatan, s/d 2 cm. Taju kelopak buah melengkung ke belakang. Hipokotil silindris, berkulit halus, berbintil, agak menggelembung di ujung, sekitar 15 cm (C. decandra) dan dapat mencapai 25 cm (C. tagal). Leher kotiledon berwarna merah tua (C. decandra) atau kuning (C. tagal) jika tua.

Tengar menghasilkan kayu yang kuat dan awet, paling kuat dari antara kayu hutan bakau lainnya. Kayu ini kerap digunakan dalam konstruksi bangunan, bantalan rel kereta api, gagang peralatan dan lain-lain. Juga merupakan bahan kayu bakar dan arang yang baik.

Kulit kayu tengar, sebagaimana kayu bakau, menghasilkan tanin yang kerap digunakan sebagai bahan penyamak kulit, dan juga bahan pewarna untuk cat.

(Referensi: https://id.wikipedia.org/wiki/Tengar)

 

 

Continue Reading

TUGAS FITOGEOGRAFI POHON C – DOSEN TAMU

Dosen : Atus Syahbudin

Nama : Nur Izza Yulia Sabarati

NIM : 16/398352/KT/08347

Dosen tamu : Dr. Thomas

 

Pada hari Jumat, 28 Oktober  2016 Bpk Atus Syahbudin mengadakan kuliah dengan dosen tamu dari Filliphina bernama Dr. Thomas dan A.James yang berasal dari Amerika, bertempat di Ruang Multimedia Fakultas Kehutanan UGM.

1. Kesan saya mengenai dosen tamu:

Ini pengalaman yang pertama bagi saya kuliah bersama dosen tamu di fakultas kehutanan, tentunya saya merasa sangat terkesan karena kuliah tersebut dilakukan dengan dialog menggunakan bahasa inggris yang secara langsung dibawakan oleh Dr.Thomas, A.James, dan Bapak Atus. Pematerian disampaikan oleh Dr.Thomas khususnya mengenai Philippine Plant Diversity yang terkhususkan untuk menjelaskan keanekaragaman jenis tumbuhan di negara tetangga yaitu Fillipina.

Dr.Thomas membawakan materi dengan santai dan tak lupa melemparkan beberapa pertanyaan kepada para mahasiswa. Dr. Thomas juga menjelaskan metode yang digunakan di Fillipina dalam mengidentifikasi species pohon dan membandingkan dengan yang dilakukan oleh fakultas kehutanan UGM. Saya pribadi kagum dengan mahasiswa kehutanan di Fillipina yang dituntut untuk menghafal dan mengidentifikasi 400 species jenis pohon karena mahasiswa fakultas kehutanan UGM sendiri hanya dituntut untuk menghafal dan mengidentifikasi sejumlah 71 pohon. Kuliah dosen tamu kali ini selain menambah wawasan mengenai jenis ekosistem dan formasi hutan di Fillipina yang mengundang rasa penasaran juga mengasah kemampuan pemahaman berbahasa inggris yang sangat berguna bagi mahasiswa. Bapak Atus sebagai fasilitator juga membantu mahasiswa untuk turut aktif dalam diskusi

Saya merasa senang dan mengapresiasi dengan adanya dosen tamu kali ini, karena hal ini merupakan pengalaman yang mengesankan kuliah dengan dosen dari luar negara yang sudah rela berbagi pengalaman dan materi menariknya pada mahasiswa fakultas kehutanan UGM di Yogyakarta.  Tentunya sebagai mahasiswa kehutanan kita harus lebih bangga dan peduli dengan keadaan ekosistem hutan khususnya di Indonesia yang dapat menjadi keunggulan tersendiri di mata Internasional.

2. Cara mengidentifikasi species pohon dengan cara sendiri:

a. mengetahui dan menghafalkan nama lokal, nama ilmiah, serta familia dari species pohon tersebut

b. mengetahui keadaan morfologi pohon di lapangan dan menggambarnya atau memfoto agar mudah diingat serta mencatat klasifikasi yang dianggap merupakan ciri yang penting dari species yang diamati.

c. mengetahui dan mengingat keadaan morfologi daun seperti bentuk daun, tipe daun, ujung daun, tepi daun, dan morfologi bunganya, buahnya,dahannya, ada tidaknya banir, serta dapat digambar atau difoto agar lebih mudah diingat ciri morfologi pada setiap species dan mengetahui setiap bagian-bagian pada organ-organ tanaman yang diamati.

d. Mengetahui ciri-ciri morfologi yang lain yaitu bentuk tajuk, permukaan kulit, getah, dan sebagainya yang diingat pada setiap species

e. Setelah dilakukan klasifikasi, dapat pula mencari ciri fisiologis species pohon tersebut misalnya menggugurkan daunnya pada musim kemarau, berfungsi sebagai tanaman obat, dan lain sebagainya.

f. Tak lupa mencari sumber-sumber dari literatur atau sumber lain yang kredibel

Continue Reading

Tugas II. Fitogeografi Pohon C: Review acara workshop “Mahasiswa Bukan Rata-rata” UGM Expo Tanggal 23 September 2016

Tugas II. Fitogeografi Pohon C: Review acara workshop “Mahasiswa Bukan Rata-rata” UGM Expo Tanggal 23 September 2016

 

Dosen : Atus Syahbudin

Nama : Nur Izza Yulia Sabarati

NIM : 16/398352/KT/08347

 

Acara workshop UGM Expo pada tanggal 23 September 2016  di laksanakan di panggung utama UGM expo Graha Sabha Pramana UGM pukul 13.00-15.00 wib. Acara ini diisi oleh 5 pembicara yaitu Pak Wikan Sakaripto (Wakil Dekan Sekolah Vokasi), Mas Reyhan (owner Chockles), Pak Atus Syahbudin Ph.D (Dosen Fitogeografi C Fakultas Kehutanan UGM), Mas Yusuf Fajar Pratama (Mahasiswa FKT 2012 juara silat porsenigama), dan Moh Ali Zainal Abidin (Ketua BEM KM UGM). Berikut rangkuman dari acara tersebut:

 

  1. Pak Wikan (Wadekan SV/ Dekan baru SV)

5 hal yang merupakan 20% modal kita siap menghadapi pekerjaan:

  1. Critical Thinking

Dapat kita miliki dengan membaca dan menjadi well being. Sebagai mahasiswa IPK sangat penting, tapi di dunia kerja membutuhkan softskills.

  1. Cross Culture/ Komunikasi
  2. Innovation & Creative
  3. Team work
  4. IT

Disamping itu kita harus siap tangan diatas yaitu dengan berwirausaha. Selain itu pak wikan juga menyampaikan bahwa Indonesia harus bersatu, jika tidak bersatu maka Indonesia akan biasa-biasa saja.

 

  1. Mas Reihan (Alumni Teknik Pertanian UGM 2008, Owner Chockles)

Innovation or die? Kita harus terus bisa berinovasi, mengembangkan hal-hal yang baru agar tidak kalah dengan perkembangan zaman. Mas Reihan ini menceritakan pengalamannya dalam berwirausaha. Kalau ingin punya usaha, kita harus menabung dari sekarang. Beliau memiliki keahlian dalam membuat palm sugar, setelah itu mencoba berwirausaha membuat cafe namun sempat bangkrut setelah 2 bulan. Beliau tidak putus harapan, lalu membeli tanah untuk menata kembali usahanya, namun ternyata beliau ditipu karena tanah tersebut adalah tanah sengketa dan mengakibatkan mas Reihan minim dalam finansial. 2 hari setelah beliau di wisuda, beliau sudah berjualan mendorong gerobak. Karena beliau mencoba untuk mandiri dan terus berusaha. Sampai akhirnya kini ia telah memiliki 20 cafe “Chockles” dan memiliki omset perharinya 15-20 juta rupiah. Yang berguna dalam berwirausaha tentunya adalah softskills. Pesan yang disampaikan yaitu :

  • “Mimpi itu penting, mimpi tidak perlu terlalu tinggi namun bersegmen.”
  • “Malu jadi benalu, malu karena minta melulu.”
  • “Janganlah meremehkan orang-orang yang terlihat remeh karena belum tentu orang yang diremehkan itu selalu berada di bawah kita, bisa jadi diam-diam orang tersebut menyimpan suatu hal luar bisa yang tidak kita ketahui.”

 

  1. Pak Atus (Dosen pengampu Fitogeografi Pohon C FKT UGM)

Pak Atus menceritakan mengenai pengalamannya saat menjadi mahasiswa, beliau pernah merasakan berjualan koran “KR” di perempatan tugu setiap pagi sebelum kuliah dan berjualan madu di Borobudur yang akhirnya pada saat itu membuahkan hasil dapat membeli sepeda.

Softskills menurut bapak Atus:

  1. Tidak gengsi
  2. Jangan abaikan softskill karena softskill itu sangat penting adanya
  3. Selalu berjuang untuk meraih cita
  4. Mendapat IPK baik (beasiswa)

Untuk memperoleh beasiswa tentunya kita harus mengetahui dan memenuhi syarat-syarat beasiswa yang berlaku, maka dengan begitu secara otomatis karakter kita akan terbentuk. Misalnya, syarat untuk mendapatkan beasiswa X adalah nilai kita tidak boleh turun minimal harus stabil, nah secara tidak langsung syarat tersebut telah memacu kita untuk selalu rajin belajar agar nilai kita tetap baik.

Dengan beasiswa kita akan menjadi lebih kaya, terlebih lagi beasiswa luar negeri, baik itu kaya akan bahasa, budaya, networking, serta jejaring sosial. Perlu diingat bahwa yang paling penting adalah membuat rekam jejak. Pak Atus berpesan untuk

“Buatlah rekam jejak mulai dari sekarang sesuai dengan kesenangan kita, termasuk rekam jejak bahasa Inggris. Dan penuhi syarat beasiswa dengan rekam jejak tersebut.”

 

  1. Mas Yusuf (Mahasiswa FKT 2012 juara porsenigama)
  • Jangan menjadi mahasiswa rata-rata, tapi mahasiswa diatas rata-rata à Harus memiliki minat.
  • Minat adalah preferensi, kesukaan kita. Minat bisa dibangun, maka bangunlah itu dari awal.
  • Harus bersyukur berkesempatan kuliah di UGM. Selanjutnya kita mau menjadi mahasiswa seperti apa? Untuk itu kita harus:
  1. Selami diri kita sendiri
  2. Jalin silaturahmi dengan mahasiswa lain
  3. Pahami kesukaan kita.

 

Sedangkan menjadi mahasiswa itu harus:

  1. Juara di gelanggang
  2. Santun dan bermanfaat di lingkungan perkuliahan
  3. Harus punya inovasi, goal, dan motivasi
  4. Cemerlang di dunia perkuliahan

 

  1. Mas Ali (Ketua BEM KM UGM)
  1. Untuk menjadi orang diatas rata-rata butuh perjuangan
  2. Mahatma Gandhi: “Mimpi itu bukan yang kita lihat saat kita tidur, tetapi yang membuat kita tidak bisa tidur karena kita akan dibuatnya untuk selalu berusaha demi meraihnya.”
  3.  Punya motivasi itu penting. Kita akan berubah tergantung dengan buku yang kita baca dan orang yang kita temui.
  4. Softskill tidak hanya dapat kita peroleh di kampus.
  5. Organisasi mengajarkan kita belajar tentang bagaimana hidup dimana kita bertemu dengan banyak orang dengan berbagai macam jalan pikiran.
  6. Tidak semua orang seberuntung kita, kita harus selalu bersyukur atas apa yang Allah SWT berikan kepada kita.
  7. Pesan mas Ali : “Kelola waktumu dengan baik. Kembangkan inovasi-inovasi baru sesuai dengan minat dan bakat. Jangan lupa sebagai manusia tentu tidak hanya wajib mencari ilmu dunia tetapi ilmu keagamaan juga.”

 

Continue Reading

TUGAS I. FITOGEOGRAFI POHON C, Nur Izza Yulia S

TUGAS I. FITOGEOGRAFI POHON C

Nama : Nur Izza Yulia Sabarati

NIM : 16/398352/KT/08347

Dosen : Atus Syahbudin 

Pertanyaan

  1. Jelaskan tentang sinus angulus atau bergigi bergerigi
  2. bedakan antara daun tunggal dengan duduk daun berkarang dengan duduk daun majemuk  dengan bentuk berkarang

Jawab :

  1. Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu rata (integer) dan bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:

Toreh Merdeka, toreh yang tidak berpengaruh/mengubah bangun asli daun

Toreh Tidak Merdeka, toreh yang berpengaruh/mengubah  bangun asli daun.

Toreh-toreh tepi daun beragam macamnya, ada yang dangkal, dalam, besar, kecil, dll. Toreh ini biasanya tidak terlalu dalam, letaknya tidak bergantung pada jalannya tulang-tulang daun. Dalam hubungannya dengan jenis toreh, digunakan istilah sinus untuk torehnya dan angulus untuk bagian tepi daun yang menonjol keluar.

1

Sinus adalah lekukan yang terjadi pada pinggir daun, dan tonjolannya disebut dengan angulus. Berdasarkan bentuk singus dan angulusnya, maka pinggir daun dengan torehan dapat dibedakan atas :

a. Bergerigi (serratus), jika sinus dan angulus sama lancipnya. Contohnya pada daun Lantana (Lantana camara L.). Dikenal pula jenis lain menurut besar kecilnya sinus dan angulus: Bergerigi Halus, Bergerigi Kasar, dst.

2

b. Bergerigi Ganda/Rangkap (biserratus), seperti pada tipe bergerigi, tetapi angulusnya cukup besar dan tepinya bergerigi.

3

c. Bergigi (dentatus), jika sinus tumpul sedang angulusnya lancip. Contohnya pada daun Beluntas (Pluchea indica Less.).

4-1 4

d. Beringgit (crenatus), kebalikan tipe bergigi, sinus tajam dan angulusnya tumpul. Contohnya pada daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata Pers.).

5

e. Berombak (repandus), jika sinus dan angulus sama-sama tumpul. Contohnya pada daun Air Mata Pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.).

6

2. Daun tunggal adalah daun yang helaiannya hanya terdiri dari satu helai tanpa adanya persendian dibagian dasar helaian tersebut. Sedangkan daun majemuk adalah daun dimana helaiannya disusun oleh sejumlah bagian-bagian terpisah yang berbentuk seperti daun dan disebut anak daun. Pada batang dewasa, daun tampak tersusun dalam pola tertentu dan berulang-ulang. Susunan daun pada batang tersebut disebut duduk daun atau filotaksis. Daun tunggal pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helai daun saja. Sedangkan daun majemuk tangkai bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya, sehingga pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helai daun.

alstonia-scholaris-r-br daun-nangka daun-tunggal manfaat-dan-khasiat-daun-mangga manfaat-daun-singkong

gambar diatas merupakan gambar daun tunggal dengan duduk daun berkarang.

Adapun contoh daun majemuk dengan bentuk daun berkarang sebagai berikut: allamanda-cathartica_alamanda-6

Perbedaannya terletak pada jumlah helaian daun pada tiap tangkainya. Daun tunggal pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helai daun saja. Sedangkan daun majemuk tangkai bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya, sehingga pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helai daun.

 

 

Sekian Terimakasih

Continue Reading

TUGAS FITOGEOGRAFI:

TUGAS FITOGEOGRAFI C

Dosen : Atus Syahbudin 

  1. Jelaskan tentang sinus angulus atau bergigi bergerigi
  2. bedakan antara daun tunggal dengan duduk daun berkarang dengan duduk daun majemuk  berbentuk yg c

Jawab:

  1. Sinus adalah lekukan yang terjadi pada pinggir daun, dan tonjolannya disebut dengan angulus. Berdasarkan bentuk singus dan angulusnya, maka pinggir daun dengan torehan dapat dibedakan atas:
    a. Bergerigi/ serratus, sinus dan angulusnya sama-sama runcing.
    b. Bergerigi ganda/ biserratus, jika angulus pada daun yang bergerigi mempunyai gerigi lagi.
    c. Berombak/repandus, jika sinus dan angulusnya sama-sama tumpul.
    d. Bergigi/ dentatus, jika sinus tumpul dan angulusnya runcing.
    e. Beringgit/ crenatus, jika sinus lancip dan angulus tumpul.
  2. Daun tunggal adalah daun yang helaiannya hanya terdiri dari satu helai tanpa adanya persendian dibagian dasar helaian tersebut. Sedangkan daun majemuk adalah daun dimana helaiannya disusun oleh sejumlah bagian-bagian terpisah yang berbentuk seperti daun dan disebut anak daun. Pada batang dewasa, daun tampak tersusun dalam pola tertentu dan berulang-ulang. Susunan daun pada batang tersebut disebut duduk daun atau filotaksis. Daun tunggal pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helai daun saja. Sedangkan daun majemuk tangkai bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya, sehingga pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helai daun.

 

Continue Reading